Menjawab Fitnah Konyol Orang-Orang Kafir Yang Mengatakan Bahwa Nabi Muhammad SAW Adalah Seorang Pedofil Karena Menikahi Aisyah


Orang-orang Kafir Kristen (Penghina Tuhan dan Para Nabi)) tak henti-hentinya mencari bahan untuk menghina Agama Islam walaupun setiap kali usahanya itu malah hanya akan memperjelas kekonyolan dan kelicikan mereka dalam beragama.
Kali ini mereka mencoba menghina pribadi Rasulullah Saw dengan mengatakan bahwa Muhammad adalah seorang pedofil karena menikahi Aisyah yang saat itu berusia 6 thn dan hidup serumah dengannya pada usia 9 thn (HR. Bukhari nomor 3894 dan Muslim nomor 1422).
Pada kesempatan ini saya akan mencoba meluruskan fitnah konyol ini sesuai dengan apa yang saya pahami.
Gambar Hanya Untuk Perbandingan
—————————–
Pedofil merupakan istilah zaman sekarang sedangkan di zaman dahulu orang-orang tidak mengenal istilah tersebut.
Namun Apakah sebenarnya definisi pedofil itu?
Apakah definisinya yaitu Kecenderungan sex dengan bocah (Anak-anak)?
Apabila Definisinya seperti itu, maka tentu tidak layak istilah “Pedofil” disematkan kepada Rasulullah SAW, karena buktinya Aisyah adalah satu-satunya gadis yang Nabi nikahi selebihnya adalah wanita yang telah berumur dan telah menjanda bahkan sebagian dari mereka usianya lebih tua dari Nabi SAW.
—————————–
Berbicara mengenai pernikahan Nabi dan Aisyah yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Nabi SAW menikahi aisyah secara Baik-baik yakni Nabi mendatangi Aisyah untuk menyampaikan pinangannya kepada Aisyah, kemudian meminta izin kepada orang tuanya Aisyah dan orang tuanya pun menyetujuinya, setelah itu Nabi tidak langsung mengambil Aisyah dari orang tuanya melainkan Nabi Saw menunggu beberapa tahun kemudian tinggal serumah dengan Aisyah, mereka (Nabi dan Aisyah) pun hidup bahagia hingga Nabi wafat, bahkan Nabi wafat dipelukan Aisyah.
Bandingkan dengan cara Nabi Daud saat menikahi putri raja saul yang bernama Mikhal yang diceritakan di Bible (Alkitab), dimana diceritakan bawah Nabi Daud membunuh 200 orang dan Ia mengambil kulit khatannya (Kulit kelaminnya) untuk dijadikan mas kawin agar Nabi Daud bisa menikahi Mikhal putri raja Saul, padahal dijelaskan bahwa Daud saat itu disertai oleh Tuhan (1 Samuel 18 : 1-30), Daud Juga merupakan seorang Nabi (Kisah Para Rasul 2:29-30) dan semua Nabi dikatakan masuk surga termasuk Daud (Lukas 13:28), Bahkan dikatakan pula bahwa Roh Tuhan berkuasa atas Daud sampai selama-lamanya (1 Samuel 16:12-13).
—————————–
Kalau yang hendak dipermasalahkan oleh mereka (Orang Kristen) mengenai pernikahan Nabi dan Aisyah yaitu usia Aisyah saat dinikahi oleh Nabi SAW masih dibawah umur, maka perlu dipahami terlebih dahulu bahwa hadist yang menceritakan mengenai usia Aisyah saat dinikahi oleh Nabi banyak kejanggalannya sehingga beberapa ulama berbeda pendapat mengenai hadist tersebut (Baca: Kajian Tentang Usia Aisyah rhadiallahu anha Saat Dinikahi Nabi shallallahu alaihi wa sallam), namun terlepas dari perbedaan pendapat tersebut yang perlu kita ketahui bahwa Zaman dahulu pernikahan dini (menurut zaman ini) diberbagai negara adalah hal yang biasa (Lumrah), ditahun 1880-an standar minimal pernikahan diberbagai belahan dunia masih rata-rata 10 tahun bahkan sebagian standar minimalnya masih dibawah 10 tahun. (Baca: Age Of Consent Laws).
Kekristenan pada awal-awal pun tidak pernah melarang pernikahan dengan usia dibawah 10 tahun bahkan gereja saat itu mengizinkannya atau merestui pernikahan seperti itu, Raja-raja di tanah eropa pun mempraktekkan pernikahan dengan wanita yang berusia 10 maupun dibawah 10 tahun atas restu dari Gereja, pangeran-pangeran dan rakyat jelata pun banyak yang melakukan pernikahan dibawah 10 tahun, bahkan keponakan paus sendiri yang saat itu berusia 30-an menikahi wanita usia 10 tahun atas restu paus dan perbuatan mereka tidak pernah dipandang negatif oleh orang-orang pada zaman itu. Diceritakan pula dalam Catholic Encyclopedia, apocryphal 1907 bahwaibunda Yesus Kristus yaitu Mary atau Bunda Maria bertunangan dengan Yusuf saat usianya 12-14 tahun. (Baca: Sejarah Pernikahan Dini Diberbagai Belahan Dunia dan Child marriage).
—————————–
Didalam kitab orang Kristen yaitu bernama Bible (Alkitab) tidak ada dijelaskan mengenai batasan usia pernikahan baik laki-laki maupun perempuan, namun terdapat cerita bahwa Yoas saat diangkat menjadi Raja Yerussalem Ia baru berusia 7 tahun (2 Tawarikh 24:1-3), hal ini membuktikan bahwa ukuran dewasa bukan pada usia namun kematangan seseorang baik dari segi fisik maupun mental dari orang tersebut.
Al Qur’an merupakan satu-satunya kitab keagamaan yang secara tegas melarang pernikahan apabila seorang belum balig (An nur 59, An nisa 6), baliq sendiri memiliki pengertian “telah sampai” sedangkan yang dimaksud baliq dalam hal ini adalah telah Matang baik fisik maupun mental, Matang secara fisik bagi wanita ditandai dengan Menstruasi (Puberitas) yang umumnya terjadi pada usia belasan namun banyak pula wanita yang telah mengalami menstruasi di usia 9-10 tahun saat ini, sedangkan matang secara mental itu tergantung dari pribadinya, keadaan atau kondisi lingkungan itu menjadi salah satu faktor kematangan fisik dan mental pada seseorang.
—————————–
Perlu untuk kita ketahui pula bahwa sebelum dilamar oleh Rasulullah Saw, Aisyah saat itu telah bertunangan dengan Jubair bin Muth’am anak salah seorang pemimpin Qurais. Tetapi proses pernikahan mereka tertunda-tunda karena ayah Aisyah masuk Islam dan hal ini tentu membuat kedua orang tua Jubair khawatir jangan sampai anaknya pun akan memeluk agama Islam. Karena berlarutnya penangguhan itu, maka Abu Bakar ra., ayah kandung Aisyah ra., secara baik-baik mendatangi keluarga Jubair, lalu mereka sepakat membatalkan menikahkan Aisyah dengan Jubair.
M. Quraish Shihab dalam bukunya Membaca Sirah Nabi saw dalam Sorotan al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih (Cet. I, Juni 2011), mengemukakan “keheranan”-nya terkait kritik orang-orang terhadap pernikahan Nabi saw dengan Aisyah ra, Katanya, “Ada kritik yang ditujukan kepada Nabi saw oleh orang yang hidup ratusan tahun setelah pernikahan tersebut, namun tidak terdengar kritik apa pun, apalagi cemoohan, dari mereka yang hidup semasa dengan Nabi saw walaupun dari lawan-lawan beliau yang selalu berusaha mendiskreditkan beliau.” (hlm 530). Lebih lanjut, Quraish mengatakan, “Ini karena pada masa lampau, sebelum dan pada masa Rasul, bahkan beberapa generasi sesudahnya, menikahi perempuan yang seusia dengan anak kandung merupakan sesuatu yang lumrah dalam masyarakat umat manusia. Terbaca dalam uraian yang lalu tentang perkawinan ayah Nabi, Abdullah, bagaimana ayahnya, yakni Abdu Muththalib, menikahi juga perempuan yang sebaya dengan istri anaknya, yakni Halah, anak paman Aminah.” (hlm 530).
Kebiasaan masyarakat Arab sendiri pada masa itu mengawinkan putri-putri mereka yang masih kecil disebabkan karena khawatir atau takut anak perempuannya terlantar atau diperkosa akibat perang antar-suku dan sikap diskriminasi orang-orang terhadap wanita saat itu yang sangat tinggi, Dengan mengawinkan anaknya sejak kecil (menurut zaman ini), maka akan bertambah perlindungan kepada anak gadis mereka dari suami dan suku suaminya.
Selain itu hukuman dari berzinah amatlah berat, dijelaskan didalam Bible (Alkitab) bahwa memandang wanita serta menginginkannya itu sudah termasuk berzinah, maka lebih baik mata dicungkil, tangan dan kaki dipenggal apabila menyesatkan engkau (Matius 5:27-30).
—————————–
Jadi pernikahan dengan usia 10 atau dibawah 10 tahun terlihat aneh di zaman sekarang, hal ini dipengaruhi oleh adanya perbedaan kondisi, situasi dan keadaan kehidupan dahulu dan sekarang.
Perang antar suku yang tak henti-hentinya terus terjadi pada zaman dahulu diberbagai belahan dunia tidak lagi kita rasakan di zaman ini dan di zaman ini adanya standar taraf pendidikan yang dibuat dengan berjenjang-jenjang menjadi alasan utama mengapa suatu negara memberi batasan usia kepada masyarakatnya untuk menikah.
Ditambah lagi munculnya standar-standar dalam diri seseorang membuatnya lama untuk menikah, seperti “setelah selesai kuliah baru ingin nikah” atau “setelah mendapat pekerjaan baru ingin nikah” atau “setelah menjadi pegawai tetap baru ingin nikah” atau “setelah mempunyai rumah sendiri baru ingin menikah” dll
—————————–
Saudara-saudaraku seiman, janganlah heran dengan prilaku orang kafir Kristen yang tak henti-hentinya membuat bahan hinaan kepada Nabi Muhammad Saw walaupun sebenarnya perbuatannya tersebut hanya akan memperjelas kekonyolan dan kelicikan mereka dalam beragama, hal ini karena mereka diinpirasi oleh kitab mereka sendiri yang bernama Bible (Indo:Alkitab), sebagaimana yang kita ketehui bahwa kitab ini telah melakukan penghinaan kepada seluruh Nabi Yang diutus oleh ALLAH (Tuhan Satu-satunya).
Adam As dan Hawa difitnah sebagai biang kerok dosa (hasil doktrin dosa waris). Abraham, Luth, Daud, Salomo, Musa, Harun dll pun dihina (Baca: FITNAH ALKITAB TERHADAP PARA NABI ALLAH !!! dan Pelecehan para Nabi di kitab Bible) Bahkan Yesus Kristus pun dihina seperti binatang lahir didalam kandang (Dogma Gereja), Yesus ORANG TERKUTUK, PENDOSA DAN NAJIS karena mati DISALIB (Ulangan 21:22-23 dan Galatia 3:13), Yesus pun dikatakan ORANG YANG HINA karena berambut panjang (1 Korintus 11:14) bahkan Gambar Yesus yang hanya menggunakan kolor (diatas kayu) pun disebarluaskan oleh mereka (Orang Kristen) padahal Yesus dan ibunya sangat menutup auratnya semasa hidupnya.
Bukan hanya para utusan Allah yang dihina, Malaikat pun dihina oleh mereka masuk neraka (Matius 25:41), dikatakan pula bahwa malaikat membantu iblis dicerita perang naga (cerita mitogi yunani) (Wahyu 12:7).
Dan yang paling luar biasa, Tuhan pun mereka hina, dikatakan bahwa Tuhan Kalah Bergumul (Gulat) dengan manusia (Kejadian 32:28), Tuhan mencukur bulu pahanya (Yesaya 7:20), bahkan Tuhan dikatakan salah merancang sehingga Tuhan menyesali rancangannya (Keluaran 32:11-14) dan masih banyak lagi penghinaan-penginaan yang dilakukan oleh agama ini.
—————————–
والله أعلمُ
Semoga Allah Swt Memberikan Hidayah Kepada Kita Semua
آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
—————————–
Maklumat Media Link:


Komentar